Jakarta, Polisi.com – Teror bom menggegerkan dunia pendidikan di Ibu Kota. Sebuah pesan ancaman bom dikirim ke North Jakarta Intercultural School (NJIS), sekolah internasional yang berlokasi di Jalan Boulevard Bukit Gading Raya, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara, pada Selasa (7/10/2025) pagi.
Ancaman itu dikirim melalui SMS dari nomor luar negeri dan sontak membuat pihak sekolah waspada. Tak mau kecolongan, Polisi bergerak cepat dan langsung membentuk tim gabungan untuk mengusut siapa di balik teror tersebut.
“Untuk mengungkap pelakunya, kami sudah membentuk tim gabungan antara Polres Metro Jakarta Utara, Polres Tangerang, dan Direktorat Cyber Polda Metro Jaya. Harapan kami kasus ini bisa segera terungkap,” ujar Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Pol Erick Frendriz, Rabu (8/10/2025) sore.
Menariknya, bukan hanya NJIS yang jadi sasaran. Dua sekolah internasional di wilayah Tangerang juga menerima ancaman serupa — dikirim dari nomor asing yang sama, bahkan dengan isi pesan yang identik.
Isi Pesan Ancaman Bom
Pesan yang diterima pihak sekolah ditulis dalam bahasa Inggris dan bernada mengancam:
“We have a bomb in your school. It will explode in 45 minutes. Pay us $30,000 in Bitcoin to this address: 17TbltoK4kojSn4sSogJuZgRzvTx1Qi4XT. If you don’t, we’ll blow it up immediately. Contact the police, and we detonate it on the spot.”
Ancaman itu langsung dilaporkan ke pihak berwajib. Tim Gegana Polda Metro Jaya diterjunkan untuk melakukan penyisiran di seluruh area sekolah. Setelah pemeriksaan menyeluruh, tidak ditemukan bahan peledak atau benda mencurigakan di lokasi.
“Kami pastikan tidak ada bom di area sekolah. Aktivitas belajar mengajar di NJIS tetap berjalan normal,” tegas Erick.
Kronologi Awal Teror
Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko menjelaskan, ancaman itu pertama kali diterima oleh pihak marketing sekolah.
“Pada hari Selasa, 7 Oktober 2025 sekitar pukul 05.09 WIB, nomor marketing sekolah atas nama Ibu Dewi mendapat pesan dari nomor +2349165620857,” ungkap Seto saat dikonfirmasi, Rabu (8/10/2025).
Pesan itu sontak membuat panik pihak sekolah, namun langkah cepat aparat memastikan situasi tetap kondusif. Polisi kini tengah menelusuri jejak digital pengirim SMS, termasuk kemungkinan jaringan internasional di balik teror tersebut.
Polisi: Tidak Ada Toleransi untuk Teror
Kombes Erick menegaskan bahwa aksi teror dalam bentuk apa pun tidak akan ditoleransi. Ia berkomitmen menuntaskan kasus ini dan memastikan keamanan lembaga pendidikan di wilayah hukumnya.
“Polisi tidak main-main dengan ancaman seperti ini. Kami akan kejar pelakunya sampai dapat,” tutup Erick.
📰 Artikel ini ditulis oleh Tim Redaksi Polisi.com —
Portal berita yang mengulas sisi humanis, tegas, dan transparan dari dunia kepolisian Indonesia.

